- Back to Home »
- TB
Posted by : Unknown
Sabtu, 03 Maret 2012
A. DEFINSI
Paru adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh basil mikobakterium tuberkulosa tipe humanus (
jarang oleh tipe M. Bovinus). TB paru merupakan penyakit infeksi penting
saluran napas bagian bawah. Basil mikobakterium tuberculosa tersebut masuk kedalam
jaringan paru melalui saluran napas (droplet infeksion) sampai alveoli,
terjadilah infeksi primer (ghon). Selanjutnya menyebar ke kelenjar getah bening
setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). (ilmu penyakit paru,
muhammad Amin).
Tb paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi.
B. ETIOLOGI
Penyebabnya adalah
kuman mycobacterium tuberculosa. Sejenis kuman yang berbentuk batang denagn
ukuran panjang 1-4 /mm dan tebal 0,3-0,6 /mm. sebagian besar kuman terdiri atas
asam lemak (lipid). Lipid ini adalah yang membuat kuman lebih
tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat
bertahan-tahan dalam lemari es).
C. PROSES PENULARAN
Tuberculosis tergolong
airbone disease yakni penularan melalui droplet nuclei yang dikeluarkan ke
udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiap kali penderita ini
batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan umumnya terjadi didalam
ruangan dimana droplet nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di
bawah sinar matahari langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam
ruang yang gelap lembab dapat bertahan sampai beberapa jam.
D. ANATOMI FISIOLOGI
E. PATOFISIOLOGI
Port de’entri kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran pernapasan,
saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi
tuberculosis terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droplet
yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang
terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi
terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung
tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan
penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus
atau paru-paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru tau dibagian
bawah atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan.
Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria
namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka
leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami
konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat
sembuh denagn sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses
dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di
dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening regional. Makrofag yang
mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel
tuberkel epitolit yang dikelilingi leh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan
waktu 1 sampai 10 hari.
F.
MANIFESTASI KLINIS
·
Batuk disertai dahak lebih dari 3 minggu
·
Sesak napas dan nyeri dada
·
Badan lemah, kurang enak badan
·
Berkeringat pada malam hari walau tanpa kegiatan berat badan menurun
(Penyakit infeksi TB paru dan ekstra paru, Misnadiarly)
G.
JENIS-JENIS PENYAKIT TBC
Penyakit
tuberkulosis ( TBC ) terdiri atas 2 golongan besar,yaitu :
1.
TB paru ( TB pada organ patu-paru )
2.
TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru )
a.
Tuberkulosis milier
b.
Tuberkulosis sistem saraf pusat ( TB neningitis )
c.
Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula
d.
Tuberkulosis Pericarditis
e.
Tuberkulosis Skelet / Tulang
f.
Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih
g.
Tuberkulosis Peritonitis
h.
Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)
i.
Tuberkulosis Iymphadenitis
j.
Tuberkulosis Catan / Kulit
k.
Tuberkulosis Laringitis
l.
Tuberkulosis Otitis
H.
KOMPLIKASI
1.
Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
2.
Pleuritis tuberkulosa
3.
Efusi pleura
4.
Tuberkulosa milier
5.
Meningitis tuberkulosa
I.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Kultur Sputum adalah Mikobakterium Tuberkulosis Positif pada tahap akhir
penyakit
2.
Tes Tuberkalin adalah Mantolix test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm
terjadi 48-72 jam)
3.
Poto Thorak adalah Infiltrasi lesi awal pada area paru atas : pada tahap
dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas : pada
kavitas bayangan, berupa cincin : pada klasifikasi tampak bayangan
bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
4.
Bronchografi adalah untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru
karena Tb paru
5.
Darah adalah peningkatan leukosit dan laju Endap darah (LED)
6.
Spirometri adalah Penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun
J.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu : Fase Intensif (2-3
bulan) dan Fase Lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari
obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan
rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan
Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kulnolon, Makvolide,
dan Amoksilin ditambah dengan asam klavulanat, derivat rifampisin / INH.
K.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau
sekret darah.
Kriteria
hasil :
·
Mempertahankan jalan nafas pasien
·
Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
Intervensi
:
·
Kaji fungsi pernapasan contoh : Bunyi nafas, kecepatan, irama,
kedalaman dan penggunaan otot aksesori
·
Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif : catat karakter,
jumlah sputum, adanya emoptisis
·
Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan
latihan napas dalam
·
Bersihkan sekret dari mulut dan trakea : penghisapan sesuai keperluan
·
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
Rasionalisasi
:
·
Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis
·
Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau
darah cerah diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronkal dan dapat
memerlukan evaluasi
·
Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernapasan
·
Mencegah obstruksi / aspirasi
2.
Pertukaran gas, kerusakan dan resiko.
Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk atau produksi
sputum meningkat.
Kriteria
hasil :
·
BB meningkat
Intervensi
:
·
Catat status nutrisi pasien
·
Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tidak disukai
·
Berikan makanan sedikit tapi sering
·
Anjurkan keluarga klien untuk membawa makanan dari rumah dan berikan pada
klien kecuali kontra indikasi
·
Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasionalisasi
:
·
Berguna dalam mendefinisikan derajat / luasnya masalah dan pilihan
intervensi yang tepat
·
Pertimbangan keinginan dapat memperbaiki masukan diet
·
Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan
·
Membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural
3.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan
berhubungan dengan tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.
Kriteria
hasil :
·
Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan